Setiap orang pasti memiliki kenangan atau ingatan yang ingin dihapus dari kepalanya. Tak ada seorang pun yang hidup hanya dengan memori indah saja, siapapun pasti pernah mengalami hal buruk yang tak jarang menimbulkan trauma dalam kehidupannya. Mendapati kenangan masa lalu yang buruk dan terus mondar-mandir di pikiran memang sama sekali bukanlah hal menyenangkan. Apalagi kenangan tentang mantan. Apa hingga kini kamu masih terus disiksa ‘hantu’ kenangan masa lalu itu?
Karena muak dengan kenangan masa lalu, tak sedikit orang yang berambisi menghapus ingatan-ingatan menyakitkan itu. Bahkan, ada pula sebagian orang yang bercita-cita mengalami amnesia demi melupakan masa lalu yang menyakitkan atau memalukan. Menghapus ingatan atau amnesia mungkin saat ini hanya ada dalam plot film atau sinetron saja, tapi kabarnya dalam waktu dekat para peneliti sudah bisa menciptakan teknologi untuk mewujudkannya jadi kenyataan. Apakah teknologi penghapus ingatan ini akan berbentuk seperti alat dalam film-film sci-fi seperti Men in Black dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind, atau perlu prosedur medis seperti operasi, yuk disimak bersama.
Setelah membuat sel-sel cahaya ini sensitif, mereka pun menyetrum kaki tikus untuk menyandi ingatan syok. Setelah mengejutkan tikus, mereka menembakkan laser kepada unduk-unduknya, ke area otak berbentuk kacang mete yang penting bagi penyandian ingatan. Teorinya, cahaya laser akan mengaktivasi hanya sel-sel yang sensitif terhadap cahaya, yaitu ingatan akan kaki disetrum tadi harapannya akan kembali. Ternyata berhasil. Ketika Ramirez menembakkan laser pada unduk-unduk tikus, mamalia itu kembali mengingat kaki disetrum.
Penelitian yang satu ini dilakukan oleh beberapa ilmuwan yang berasal dari University of California. Para peneliti bekerjasama dengan lembaga di Amerika Serikat dan Jepang. Mereka mengembangkan sebuah perangkat baru yang dinamai AS-PaRac untuk menghapus memori di orak. Menggunakan tikus sebagai obyek uji coba, perangkat ini mengeluarkan cahaya terang yang hipotesanya mampu menghapus memori ingatan si tikus ini.
Para ahli berpendapat, perangkat ini mampu mengubah pertumbuhan ujung-ujung dendrit yang biasa digunakan neuron untuk berkomunikasi satu sama lain. Nah, terganggunya pertumbuhan dendrit inilah yang menyebabkan tikus tak mampu mengingat kejadian sebelumnya. Kesimpulan bahwa si tikus telah hilang ingatan didapat ketika tikus tak dapat lagi mengingat yang sebelumnya telah diajarkan para ilmuwan. Kalau tikus aja bisa lupa, apa kabar manusia?
Para peneliti yang terus mengkaji teknologi baru penghapus ingatan ini punya ambisi tersendiri. Mereka memiliki hasrat yang besar untuk meningkatkan kehidupan orang lain. Mereka tak mau lagi melihat banyak orang, khususnya remaja bersedih lantaran ingatannya masih saja terkungkung pada masa lalu. Namun, tentang siapa-siapa saja yang nantinya ‘berhak’ untuk menikmati teknologi baru ini, ilmuwan-ilmuwan itu berbeda pendapat. Sebagian besar mengkhususkan teknologi ini kepada para penderita depresi atau seseorang dengan konteks mengalami gangguan otak. Rencananya sih, sepuluh tahun lagi teknologi ini baru bisa dinikmati manusia. Ya, berdoa saja kalau memang kamu mau lebih cepat ya.
Makin hebat teknologi dan makin modern manusia, tentu juga harus dibarengi dengan adanya etika. Untuk itulah, banyak yang menyarankan kalau jangan para ilmuwan saja yang dilibatkan dalam penelitian ini, tapi juga ahli etika. Gunanya, supaya ada keserasian antara etika dan sains. Teknologi memang dinilai memudahkan kehidupan, tapi banyak kalangan percaya juga ada resiko tinggi di baliknya. Apa seseorang bisa melaporkan kejahatan kalau memorinya dihapus? Hal-hal seperti inilah yang harus dikaji ulang dan disempurnakan.
No comment